Tips Menghadapi Sidang Munaqosyah
Sidang munaqasyah bertujuan untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam mempertanggung jawabkan karya tulis (skripsi) |
Bagi mahasiswa tingkat akhir, istilah sidang munaqosyah tidak asing lagi, bahkan merupakan sesuatu yang horor, karena sidang tersebut untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian sesuai konsentrasi keilmuan yang diambil oleh mahasiswa tingkat akhir tersebut. Berikut ini penulis coba membuat beberapa tips untuk menghadapi sidang munaqosyah supaya lancar jaya:
1. Baca Do’a Terlebih Dahulu
Membaca do’a sebelum menghadapi sidang munaqosyah sangat penting, supaya mulai dari masuk sampai keluar majelis sidang diberikan kelancaran dalam menjawab berbagai pertanyaan dari para penguji. Karena banyak kejadian para peserta sidang munaqosyah tiba-tiba blank seperti “hilang ingatan” pada saat masuk majelis sidang, padahal baru lihat pengujinya saja, belum sampai pertanyaan-pertanyaan dilontarkan oleh para penguji.
2. Kuasai Latar Belakang Atau Fenomena Pengambilan Judul Penelitian
Para peserta sidang munaqosyah sering kali tidak memahami bahkan tidak mengetahui fenomena alasan pengambilan judul penelitian, akibatnya latar belakang penelitiannya hanya berisikan prolog atau pengantar judul penelitian saja, belum mencakup gap atau masalah yang akan diteliti. Fenomena menurut penulis merupakan sesuatu yang unik, aneh, yang terjadi diluar dari kebiasaan, atau sesuatu tersebut berjalan tidak sesuai pada umumnya. Selain itu, fenomena tidak harus selalu negatif, bisa juga fenomena dalam bentuk yang positif, tergantung peneliti mau melihat dari sudut pandang yang mana, yang paling terpenting fenomena tersebut harus berhubungan dengan judul penelitian
3. Pahami Rumusan Penelitian
Tidak memahami rumusan penelitian sama saja tidak memahami batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini penting, supaya penelitian yang dilakukan tidak terlalu jauh “ngalor ngidul-nya”. Saat sidang munaqosyah harus dikuasai atau dipahami, karena rumusan masalah tersebut akan ada kaitannya dengan bab berikutnya yakni bab hasil dan pembahasan di bab 4.
4. Kuasai Tinjauan Teori
Tidak sedikit para peserta sidang munaqosyah yang mencantum berbagai teori atau teori-teori yang tidak ada hubungannya dengan judul penelitian. Di bagian tinjauan teori atau tinjauan pustaka cukup pahami teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian saja, seperti pengertian, dasar hukum, rukun, syarat, indikator, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan poin lain yang dianggap penting.
5. Kuasai Metode Penelitian
Penguasaan metode penelitian sangat penting juga, karena salah metode salah juga dalam hasil dan pembahasan pada bab berikutnya. Penguasaan metode penelitian meliputi pendekatan yang digunakan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian data penelitian.
6. Pastikan Hasil Dan Pembahasan Menjawab Rumusan Masalah Yang Diambil
Hasil dan pembahasan sering terjadi ketidaksinkronan dengan rumusan penelitian, atau hasil dan pembahasan hanya sebatas copy faste teori-teori yang ada di bab tinjauan pustaka. Hal ini menurut penulis merupakan sesuatu yang keliru, hasil dan pembahasan harus bisa menjawab dan mendeskripsikan rumusan penelitian yang diangkat oleh para peneliti atau peserta sidang munaqosyah. Baca secara seksama rumusan penelitian yang digunakan dan baca juga bahasan penelitian, terjadi sinkronisasi atau tidak. Jika terjadi ketidaksinkronan antara rumusan penelitian dengan bahasan penelitian, maka tandanya penelitian yang dilakukan tidak nyambung.
7. Pastikan Kesimpulan Sesuai Dengan Isi Pembahasan
Kesimpulan itu intisari hasil dan pembahasan dari bab sebelumnya, jadi apa yang disimpulkan harus sinkron/nyambung dengan bagian hasil dan pembahasan.